Kamis, 30 Maret 2017

GEMPAR..!!! Ada Awan Jenis Baru. Lihatlah ke langit

GEMPAR..!!! Ada Awan Jenis Baru. Lihatlah ke langit
 Belakangan ini, bila Anda melihat ke atas langit dan menyaksikan awan bak gulungan ombak yang besar, Anda mungkin sedang menyaksikan fenomena meteorologi yang unik. Dan menyambut Hari Meteorologi Dunia yang jatuh pada 23 Maret, awan bergelung cantik tersebut masuk dalam kategori awan baru. Namanya, asperitas.
Atlas Awan Internasional menggambarkan asperitas semacam ini, ”Awan asperitas ditandai dengan bentuk gelombang pendek atau panjang dengan kedalaman beragam. Kadang berujung tajam atau tumpul. Dan bila dilihat dari bawah kita seolah sedang melihat permukaan laut.”
Asperitas berasal dari bahasa Latin yang artinya kasar. Pada 2006, Cloud Appreciation Society, kelompok pemerhati cuaca yang berbasis di Inggris menerima gambar pertama awan jenis itu dari Cedar Rapids, Iowa.
Beberapa tahun kemudian, mereka mengajukan permohonan untuk memasukkan jenis awan ini kedalam atlas. Langkah itu dinilai sebagai kudeta karena atlas sudah digunakan untuk mengajar meteorologi sejak dipublikasikan di abad ke-19.
”Ketika kamu sudah menemukan namanya, kami memulai mengenalnya dalam bentuk yang lain. Dan, bila kami sudah mengetahuinya, kami mulai peduli,” Gavin Pretor-Pinney saat berpidato di upacara World Meteorological Day di Jenewa.
Tidak mudah menambahkan jenis awan baru dalam atlas. Dalam jangka waktu 30 tahun, Organisasi Meteorologi Dunia belum pernah melakukan update sampai sekarang. ”Ini adalah contoh ilmu penelitian warga sipil sederhana. Diobservasi secara publik dengan teknologi smartphone serta Internet dan mempengaruhi perkembangan sistem klasifikasi saat ini,” tulis mereka di situsnya. (CNN/tia)

Rabu, 29 Maret 2017

Khusus Wanita Berhati-Hatilah.!!! Ketika Legging dan Celana Yoga jadi Sumber Masalah

Khusus Wanita Berhati-Hatilah.!!! Ketika Legging dan Celana Yoga jadi Sumber Masalah
 Biasanya terbuat dari bahan yang fleksibel dan nyaman serta kerap digunakan saat berolahraga. Tetapi belakangan, fashion item yang satu ini juga kerap digunakan untuk berjalan-jalan. Dan, legging, pekan ini jadi pembicaraan global.
Itu terjadi ketika dua gadis remaja dilarang naik pesawat United Airlines karena mereka menggunakan legging. Sosial media pun bereaksi. Mengecam dan menuduh Unites Airlines punya peraturan aneh.
Pasalnya, sebelum kejadian itu, penumpang ber-legging pun boleh naik pesawat United Airlines. Namun, maskapai penerbangan itu punya alasan. Disebutkan, para gadis itu adalah tamu United Airlines dan busana yang dikenakan dinilai tidak pantas untuk menghadiri undangan resmi.
Tetapi, bukan sekali legging jadi sorotan. Legging yang juga disebut sebagai celana yoga itu pernah menjadi kontroversi dan sumber masalah di Amerika Serikat. Melekat erat memeluk kaki penggunanya, legging jadi populer karena nyaman dan menjadi alternatif selain pakai jins. Tetapi, bagi yang menentang penggunaan legging di tempat umum, celana ketat itu disebut sebagai busana yang tidak pantas. Terlalu menunjukkan lekuk tubuh dan bikin pikiran ngeres.
Pada Oktober tahun lalu misalnya. Seorang lelaki dari negara bagian Rhode Island mengirimkan surat kepada salah satu koran lokal dan meminta semua perempuan di atas usia 20 tahun berhenti mengunakan legging.
”Sama seperti rok mini, celana yoga itu lucu kalau digunakan anak-anak atau remaja putri. Tetapi kalau dipakai perempuan dewasa, terlihat aneh dan mengganggu penampilan,” tulis Alan Sorrentino. Tulisan Sorrentino itu pun mematik protes. Ratusan perempuan dari segala umum berjalan-jalan di Kota Barrington dengan mengenakan legging.
Jamie Bee, salah seorang penggagas aksi mengatakan kepada BBC kalau kemarahan itu bukan karena celana yoga. ”Buat saya dan orang lain, ini adalah pelanggaran prinsip. Mengapa orang harus memberitahu orang lain apa yang boleh dan tidak boleh dikenakan?” katanya.
Tetapi, kontroversi penggunaan legging masih ada. Di Ohio, sekolah distrik di Lakewood mengubah peraturan berbusana di sekolah karena ada komplain yang menyebutkan baju sekolah terlalu kuno dan terlalu rasis. Pelarangan penggunaan celana ketat termasuk legging dan celana yoga, tidak lagi dilarang. Namun, harus digunakan dengan penutup yang melindungi bokong. (BBC/tia)

HEBOH...!! Eskalator Arah Naik Itu Tiba-tiba Berubah Arah Turun..,

HEBOH...!! Eskalator Arah Naik Itu Tiba-tiba Berubah Arah Turun..,
 Minggu (26/3) mungkin menjadi hari yang tidak akan terlupakan bagi puluhan pengunjung Langham Place. Pusat perbelanjaan paling ramai di Hongkong itu seperti biasa penuh shopper.
Namun, keasyikan belanja tersebut berubah menjadi kepanikan ketika salah satu eskalator mengalami insiden. Celakanya, insiden itu terjadi ketika eskalator sedang berjalan dan penuh pengunjung yang naik.

Dalam kejadian itu, eskalator yang sedianya berjalan ke atas, tiba-tiba turun kencang. Itu membuat pengunjung yang berada di atasnya ikut terjatuh. Dikutip The Guardian, 18 orang terluka karena kejadian itu. 
Lewat rekaman CCTV terlihat orang bertumpuk-tumpuk di ujung tangga dan teriakkan menggema di sekeliling mal. Berdasar penyelidikan awal, rem dan rantai darurat sepertinya mengalami kerusakan meski sudah lolos inspeksi pekan lalu.
Seorang saksi mata kepada South Morning Post mengatakan kalau eskalator yang sedang naik tahu-tahu turun. Pertama pelan kemudian kencang. "Orang berteriak dan panik. Mereka jatuh bertumpuk-tumpuk," katanya.
Akibat kejadian itu, dua orang dari Otis Elevator Company, perusahaan yang mengurus eskalator mal diamankan pihak berwajib.(theguardian/tia)

Mengharukan...!!! Kisah Inspiratif Mantan Pecandu Narkoba yang Jadi Miliuner,

Mengharukan...!!!  Kisah Inspiratif Mantan Pecandu Narkoba yang Jadi Miliuner,


Khalil Rafati hampir mati setelah dia overdosis untuk kali kesembilan. Pecandu narkoba itu tidur di jalan-jalan di Los Angeles, AS, dan hidup dalam kegelapan di bawah pengaruh narkoba.


Saat itu 2003 dan Khalil berusia 33 tahun. Tergantung pada kokain dan obat bius, berat badannya hanya 49 kilogram. Kurus kering dengan kulit dipenuhi luka. ”Saya pernah ditahan dan saya sangat kacau. Saya selalu merasa kesakitan sampai tidak bisa tidur,” kenangnya.

Overdosis kesembilan itu lah yang mengubahnya. ”Saya harus berubah untuk menyelamatkan hidup saya,” terangnya. Selama empat bulan, Khalil tinggal di pusat rehabilitasi dan sampai sekarang dia bebas barang terlarang itu.


Tidak hanya itu, Khalil sukses mengembangkan bisnis makanan kesehatan Sunlife Organics. Dengan pendapatan tahunan lebih dari USD 6 juta, Sunlife Organics yang menjual aneka jus buah, kafe, dan toko makanan sehat itu menjadikan Khalil miliuner. Dia punya banyak cabang yang berpusat di California dan berencana akan mengembangkan 16 cabang lain di AS dan masuk Jepang.

Usianya sekarang 46 tahun dan pergi kemana-mana naik jet pribadi. Hidupnya berubah bak film-film Hollywood. Terlahir di Ohio, ayah Khalil adalah Muslim dengan ibu Yahudi Polandia. Khalil tumbuh sebagai anak pembangkang. Keluar sekolah dan pernah ditangkap karena mencuri dan vandalisme.

Pada 1992, di usia 21, dia pindah ke Los Angeles dan berharap menjadi bintang film. Mimpi itu tidak pernah terwujud. Khalil mulai main band dan mendapatkan uang dengan mencuci mobil superstar Hollywood macam Elizabeth Taylor, Jeff Bridges, dan gitaris utama Guns N' Roses Slash.

Dia pun mengenal narkoba dan tak butuh lama, dia menjadi pecandu. Hidupnya kacau. Dia tinggal menggelandang tanpa rumah. Yang dipikirkan setiap hari hanya narkoba. Namun, niat berubah setelah overdosis kesembilan itu benar-benar dilaksanakan.

Dia menjalani pekerjaan apa pun. Mencuci mobil, membawa anjing berjalan-jalan, membersihkan taman, semuanya. ”Saya akhirnya bisa menabung. Saya bekerja keras. Tujuh hari sepekan, 16 jam perhari.”

Dia pun mulai tertarik bahkan terobsesi membuat jus sayuran dan buah sendiri setelah bertemu temannya dari Ohio. ”Teman saya itu sedikit hippie. Dia mengajarkan saya vitamin, makanan organik, dan superfood,” terangnya. ”Saat itu, saya mencari cara apa pun demi membuat saya sehat,” sambungnya.

Pada 2007, kebiasaannya membuat makanan sehat pun mulai dijual. Dia membuka Riviera Recovery, pusat rehabilitasi dan mencharge USD 10 ribu untuk tiap klien. Untuk mereka, Khalil akan membuat jus sehat. Salah satunya Wolverine yang dibikin dari pisang, bubuk maca, royal jelly, dan pollen.

Tidak diduga, jus buahnya malah melesat pesat dibanding pusat rehabilitasinya. Orang mulai datang untuk membeli jus Khalil.

Pada 2011, Khalil melaunching Sunlife Organics bersama temannya. Pembukaan pertama di Malibu dan langsung sukses besar. Tahun pertama, dia mendapatkan USD 1 juta. Saat ini, Khalil punya 200 karyawan yang tersebar di enam outletnya. ”Saya tidak menganggap saya super pintar. Tetapi saya ingin hidup dan saya menyerahkan semua usaha untuk melakukan yang terbaik,” kata Khalil yang juga merilis buku berjudul I Forgot To Die pada 2015 itu.(BBC/tia)

HEBOH...!!! Indonesia Siaga Komunis


HEBOH...!!!   Indonesia Siaga Komunis


Komunisme belum mati. Ibarat ilalang, setiap kali dibabat, ia tetap saja tumbuh. Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai representasi komunisme di Indonesia, meski secara fisik sudah mati, tetapi tetap hidup sebagai ideologi. Di masa lalu, PKI pernah menjadi partai besar, bahkan disebut-sebut yang terbesar di luar Uni Soviet dan China. Wajar jika sisa kekuatannya tidak bisa dipandang remeh. Anak biologis mereka yang dididik secara komunis atau kader-kader militannya, akan melanjutkan “estafet” ideologinya, berupaya mengembalikan kejayaan PKI.

Bermetamorfosa ke mana-mana, diiringi pemutarbalikan fakta sejarah, penyusupan/infiltrasi, agitasi dan propaganda, upaya untuk kembali menghidupkan paham komunisme tidak lagi hanya retorika.

Reformasi yang kebablasan memberi peluang munculnya multiideologi, termasuk komunis yang terus unjuk gigi. Maraknya simbol palu arit di berbagai tempat dan peristiwa, kelompok-kelompok diskusi yang membela “HAM” PKI, konsolidasi kader PKI melalui kongres, temu raya, dll., hingga munculnya buku Aku Bangga Jadi Anak PKI menjadi bukti keberanian komunis untuk eksis.

Gagal masuk parlemen melalui PRD dan Papernas, mereka menyusup di partai-partai. Selama bisa mengantongi suara yang cukup, mudah saja kader komunis melenggang ke Senayan.

Dengan bumbu fitnah dan pemutarbalikan fakta, Komunis Gaya Baru (KGB) juga melakukan propaganda melalui film-film “pelurusan sejarah” terkait peristiwa G30S PKI, versi komunis tentu saja. Masyarakat mau dininabobokkan bahwa isu PKI sudah tidak lagi relevan, paham komunis tidak lagi berbahaya, bahkan sudah tidak ada.

Dengan percaya diri, mereka menuntut lawan-lawannya dengan isu pelanggaran HAM berat, meminta digelar pengadilan HAM atas tragedi 1965, menuntut dicabutnya TAP MPRS No. XXV Tahun 1966 yang menetapkan PKI sebagai partai terlarang di Indonesia, meminta rekonsiliasi, rehabilitasi, dan kompensasi atas “korban-korban” dari PKI.

Hasilnya, kini kekejaman PKI tak lagi dibahas dalam buku-buku sejarah di sekolah, padahal sejarah kekejaman komunis harus diketahui dari generasi ke generasi. Sejarah dunia pun mencatat, komunisme internasional telah melancarkan kudeta di puluhan negara. Hasilnya, puluhan juta jiwa jadi “tumbal”nya. Rezim “4 besar komunis” (Lenin, Stalin, Mao Tse-Tung, dan Pol-Pot) saja telah membantai rakyatnya lebih dari 100 juta jiwa. Haruskah kita lupakan begitu saja?

Modus perjuangan KGB di Indonesia tak jauh-jauh dari isu kemiskinan dan kebodohan, menghabisi korupsi, penegakan hukum, dan ketidakadilan di berbagai bidang. Seolah-olah mereka yang terdepan membela rakyat. Padahal saat berkuasa, siapa yang menggunakan cara kekerasan dan “menghalalkan segala cara”, terlihat jelas. Kekejian mereka terhadap pihak yang berseberangan secara politik, bukan rahasia lagi. Apalagi komunis punya wajah ganda: legal dan ilegal (gerakan bawah tanah), mirip akidah taqiyah ala Syiah.

Komunis yang peletak dasarnya adalah Karl Marx, seorang Yahudi berkebangsaan Jerman, memang menjadikan Islam sebagai musuh bebuyutan. Maka, jangan sampai kaum muslimin lemah. Lemahnya Islam akan menjadi lahan subur tumbuhnya beragam ideologi merusak. Tak hanya komunis, tetapi juga Islam Liberal, Ahmadiyah, Syiah, dan sebagainya.

Maka dari itu, sejarah hitam komunis tidak bisa dilupakan begitu saja. Kekejaman komunis yang menyasar umat Islam perlu diantisipasi sejak dini. Pemerintah dan segenap komponen bangsa, TNI dan umat Islam, harus bersinergi menjadi benteng dari serangan kaum komunis. Tutup semua celah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi kemungkinan bangkitnya komunisme di Indonesia.

Ironi jika bahaya laten komunis ini masih saja ditanggapi dingin. Ancaman kebangkitan komunis ini bukan isapan jempol lagi. Mari kita hilangkan ilalang yang akan merusak negeri ini! Tak hanya dibabat, tetapi cabut hingga ke akar-akarnya!

asysyaraih.com

Inilah...!!! Penakluk Konstantinopel... Muhammad Al-Fatih.....

Inilah...!!! Penakluk Konstantinopel... Muhammad Al-Fatih.....


Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.

Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.

Karakter Pemimpin Yang Ditanamkan Sejak Kecil

Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah.

Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani, luar biasa!

Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah, Sultan Murad II, mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Bimbingan para ulama diharapkan menjadi kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.

Menjadi Penguasa Utsmani

Sultan Muhammad II diangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M. Program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukkan Konstantinopel.

Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.
Menaklukkan Bizantium

Sultan Muhammad II juga menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga, pikiran, dan perbekalan mereka.

Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak mula. Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut.

Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.

Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.


Inilah...!!! Penakluk Konstantinopel... Muhammad Al-Fatih.....





Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.

Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.

Selain itu, Sultan Muhammad al-Fatih juga memerintahkan untuk membangun masjid di makam sahabat yang mulia Abu Ayyub al-Anshari radhiallahu ‘anhu, salah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wafat saat menyerang Konstantinopel di zaman Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahu ‘anhu.

Apa yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tentu saja bertentangan dengan syariat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوْا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ، أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُوْرَ مَسَاجِدَ، إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ.

“… Ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah, tetapi janganlah kamu sekalian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, karena aku benar-benar melarang kamu melakukan perbuatan itu.” (HR. HR. Muslim no.532)

Kekeliruan yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tidak serta-merta membuat kita menafikan jasa-jasanya yang sangat besar. Semoga Allah mengampuni kesalahan dan kekhilafannya beliau rahimahullah.

Setelah itu rentetat penaklukkan strategis dilakukan oleh Sultan Muhammad al-Fatih; ia membawa pasukannya menkalukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll. bahkan ia telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.

Peradaban Yang Dibangun Pada Masanya

Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya, Muhammad al-Fatih juga dikenal sebagai seorang penyair. Ia memiliki diwan, kumpulan syair yang ia buat sendiri.

Sultan Muhammad juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshari

Wafatnya Sang Penakluk

Pada bulan Rabiul Awal tahun 886 H/1481 M, Sultan Muhammad al-Fatih pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi tidak sehat. Di tengah perjalanan sakit yang ia derita kian parah dan semakin berat ia rasakan. Dokter pun didatangkan untuk mengobatinya, namun dokter dan obat tidak lagi bermanfaat bagi sang Sultan, ia pun wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886 H/3 Mei 1481 M. Saat itu Sultan Muhammad berusia 52 tahun dan memerintah selama 31 tahun. Ada yang mengatakan wafatnya Sultan Muhammad al-Fatih karena diracuni oleh dokter pribadinya Ya’qub Basya, Allahu a’lam.

Tidak ada keterangan yang bisa dijadikan sandaran kemana Sultan Muhammad II hendak membawa pasukannya. Ada yang mengatakan beliau hendak menuju Itali untuk menaklukkan Roma ada juga yang mengatakan menuju Prancis atau Spanyol.

Sebelum wafat, Muhammad al-Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan.

Semoga Allah membalas jasa-jasamu wahai Sultan Muhammad al-Fatih…

Sumber: islamstory.com



Semoga bermanfaat

Benarkah Abu Nawas Seorang Alim (Berilmu).??? Baca Penjelasannya Di sini

Benarkah Abu Nawas Seorang Alim (Berilmu).??? Baca Penjelasannya Di sini


HARUN AL RASYID DAN ABU NUWAS (ABU NAWAS)

Konon pada zaman Khalifah Harun Al Rasyid –salah satu khalifah Daulah Bani Abbasiyyah– hiduplah seorang pujangga yang bernama Abu Nuwas (Abu Nawas). Khalifah mempunya hubungan dekat dengan Abu Nuwas ini, sedangkan Abu Nuwas adalah seorang yang suka meminum minuman keras, bermain dengan wanita, mendengarkan musik, berjoget, dan berdansa, serta perbuatan lain semisalnya, sehingga khalifah pun banyak melakukan itu semua karena kedekatannya dengan Abu Nuwas.

Kemasyhuran Kisah Ini

Kisah ini sangat masyhur di negeri nusantara dan mungkin juga di berbagai belahan bumi Islam lainnya. Banyak komik yang ditulis, lalu dikonsumsi oleh semua kalangan yang menggambarkan bagaimana bejatnya perbuatan khalifah ini beserta teman karibnya Abu Nuwas. Sehingga kalau disebut di kalangan orang banyak tentang Harun Al Rasyid, maka yang terbetik dalam bayangan mereka adalah gambaran raja tanpa wibawa yang suka main musik dan wanita diiringi dengan minum khamr (minuman keras). Jarang sekali di antara kaum muslimin mengetahui siapa sebenarnya Khalifah Harun Al Rasyid kecuali dari cerita yang beredar ini.

Akar Cerita

Asal-usul utama cerita ini bersumber dari sebuah buku dongengg Alfu Lailatin wa Lailah (cerita seribu satu malam). Buku ini dari lembar pertama sampai terakhir hanyalah berisi dongengg. Dan yang namanya “dongengg” berarti ia tidak punya asal-usul sanad yang terpercaya. Isinya pun hanyalah khayalan belaka; misalnya, cerita tentang Ali Baba dengan perampok, ksiah Aladin dengan lampu ajaibnya, begitu pula cerita tentang Abu Nuwas dengan Harus Al Rasyid.

Buku ini asal-usulnya adalah dongeng yang berasal dari bangsa India dan Persia. Lalu dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab pada sekitar abad ketiga Hijriah. Kemudian ada yang menambahi beberapa ceritanya sehingga sampai masa Daulah Mamalik.

Buku ini sama sekali bukan buku sejarah, dan sama sekali tidak bisa menjadi landasan untuk mengetahui keadaan umat tertentu.

Oleh karena itu, para ulama sepakat untuk men-tahdzir (memperingatkan) atas buku ini dan melarang umat untuk membaca dan menjadikannya sebagai landasan sejarah. Di antara mereka adalah Al-Ustadz Anwar Al Jundi yang berkata, “Buku Alfu Lailatin wa Lailah adalah sebuah buku yang campur baur tanpa penulis. Buku ini disusun dalam rentang waktu yang bermacam-macam. Kebanyakan isinya menggambarkan tentang keadaan sosial masyarakat sebelum kedatangan Islam di negeri persia, India, dan berbagai negeri paganis lainnya.” Ibnu Nadim dalam Al-Fahrosat berkata tentang buku ini, “Itu adalah buku yang penuh dengan kedunguan dan kejelekan.”

Dan masih banyak lainnya. Silakan melihat apa yang dipaparkan oleh Syaikh Masyhur Hasan Salman dalam Kutubun Hadzdzara minha Ulama, 2:57.

Syaikh Shalih Al Fauzan pernah ditanya, “Sebagian buku sejarah terutama buku Alfu Lailatin wa Lailah menyebutkan bahwa Khalifah Harun Al Rasyid adalah seorang yang hanya dikenal sebagai orang yang suka bermain-main, minum khamr dan lainnya. Apakah ini benar?”

Beliau menjawab: “Ini adalah kedustaan dan tuduhan yang dihembuskan ke dalam sejarah Islam. Buku Alfu Lailatin wa Lailah adalah sebuah buku yang tidak boleh dijadikan sandaran. Tidak selayaknya seorang muslim menyia-nyiakan waktunya untuk menelaah buku tersebut. Harun Al Rasyid dikenal sebagai orang yang Shalih dan istiqomah dalam agamanya, serta sungguh-sungguh dan bagus dalam mengatur masyarakatnya. Beliau satu tahun menunaikan haji dan tahun berikutnya berjihad. Ini adalah sebuah kedustaan yang terdapat ke dalam buku ini. Tidak layak bagi seorang muslim untuk membaca buku kecuali yang ada faidahnya, seperti buku sejarah yang terpercaya, buku tafsir, hadis, fiqih, dan aqidah yang dengannya seorang muslim akan bisa mengetahui urusan agamanya. Adapun buku yang tidak berharga, tidak selayaknya seorang muslim terutama penuntut ilmu menyia-nyiakan waktunya dengan membaca buku seperti itu.” (Nur Ala Darb, Fatawa Syaikh Shalih Fauzan Hal. 29)

Hakikat Cerita Ini

Dari keterangan di atas, tiada lagi keraguan bahwa kisah tentang Khalifah Harun Al Rasyid seperti yang digambarkan tadi adalah sebuah kedustaan. Banyak sekali para ulama yang menyatakan bahwa itu adalah sebuah kedustaan, di antara mereka ialah:

– Syaikh Shalih Fauzan, sebagaimana nukilan dari beliau di atas.

– Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, beliau berkata: “Ini merupakan kedustaan yang jelas dan kezaliman yang nyata…” (Fatawa Islamiyyah, 4:187)

– Syaikah Salim bin Id Al-Hilali berkata, “Kita harus membersihkan sejarah Islam dari hal-hal yang digoreskan oleh para pemalsu dan pendusta beserta cucu-cucu mereka bahwa sejarah Islam merupakan panggung anak kecil, musik, dan nyanyian. (Mereka gambarkan) para khalifah kaum muslimin sebagaimana yang dilakukan oleh para perusak tersebut dalam menodai sejarah Khalifah Harun Al Rasyid dan yang lain.” (Al-Jama’at Islamiyyah, Hal. 430)

Atas dasar ini, maka alangkah baiknya kalau kita sedikit mengetahui perjalanan hidup kedua orang ini, agar kita bisa mengetahui siapa sebenarnya Abu Nuwas juga siapa dan bagaimana sebenarnya Khalifah Harun Al Rasyid.

SIAPAKAH ABU NUWAS (ABU NAWAS)?

Dia adalah Abu Ali Hasan bin Hani’ al-Hakami, seorang penyair yang sangat masyhur pada zaman Bani Abbasiyyah.

Kepiawaiannya dalam menggubah qoshidah syair membuat dia sangat terkenal di berbagai kalangan, sehingga dia dianggap sebagai pemimpin para penyair di zamannya.

Namun amat disayangkan, perjalanan hidupnya banyak diwarnai dengan kemaksiatan, dan itu banyak juga mewarnai syair-syairnya. Sehingga saking banyaknya dia berbicara tentang masalah khamr, sampai-sampai kumpulan syairnya ada yang disebut khamriyyat.

Abu Amr Asy-Syaibani berkata, “Seandainya Abu Nuwas tidak mengotori syairnya dengan kotoran-kotoran ini, niscaya syairnya akan kami jadikan hujjah dalam buku-buku kami.”

Bahkan sebagian orang ada yang menyebutnya sebagai orang yang zindiq meskipun pendapat ini tidak disetujui oleh sebagian ulama. Di antara yang tidak menyetujui sebutan zindiq ini untuk Abu Nuwas adalah Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah (14:73), ketika menyimpulkan tentang kehidupan Abu Nuwas beliau berkata, “Kesimpulannya, para ulama banyak sekali menceritakan peristiwa kehidupannya, juga tentang syair-syairnya yang mungkar, penyelewengannya, kisahnya yang berhubungan dengan masalah khamr, kekejian, suka dengan anak-anak kecil yang ganteng serta kaum wanita sangat banyak dan keji, bahkan sebagian orang menuduhnya sebagai pezina. Di antara mereka juga ada yang menuduhnya sebagai seorang yang zindiq. Di antara mereka ada yang berkata: ‘Dia merusak dirinya sendiri.’ Hanya saja, yang tepat bahwa dia hanyalah melakukan berbagai tuduhan yang pertama saja, adapun tuduhan sebgian orang yang zindiq, maka itu sangat jauh dari kenyataan hidupnya, meskipun dia memang banyak melakukan kemaksiatan dan kekejian.”

Akan tetapi, walau bagaimanapun juga disebutkan dalam buku-buku sejarah bahwa dia bertaubat di akhir hayatnya; semoga memang demikian dan menunjukkan taubatnya adalah sebuah syair yang ditulisnya menjelang wafat:

Ya Allah, jika dosaku teramat sangat banyak


namun saya tahu bahwa pintu maaf-Mu lebih besar
Lalu jika Engkau menolak tangan permohonanku, lalu siapa yang akan merahmati-ku
Lalu kepada siapakah orang yang jahat akan memohon
Juga bagusnya pintu maaf-Mu kemudian saya pun seorang yang muslim
Semoga Bermanfaat.



Saya berdoa kepada-Mu dengan penuh tadharru’ sebagaimama Engkau perintahkan


Jika yang memohon kepada-Mu hanya orang yang baik-baik saja


Saya tidak mempunyai wasilah kepada-Mu kecuali hanya sebuah pengharapan


Semoga Allah menerima taubatnya dan memaafkan kesalahannya, karena bagaimanapun juga dia mengakhiri hidupnya dengan taubat kepada Allah. Dan semoga kisah yang diceritakan oleh Ibnu Khalikan dalam Wafyatul-A’yan 2:102 benar adanya dan menjadi kenyataan. Beliau menceritakan dari Muhammad bin Nafi berkata, “Abu Nuwas adalah temanku, namun terjadi sesuatu yang menyebabkan antara aku dengan dia tidak saling berhubungan sampai aku mendengar berita kematiannya. Pada suatu malam aku bermimpi bertemu dengannya, kukatakan, ‘Wahai Abu Nuwas, apa balasan Allah terhadapmu?’ Dia menjawab, ‘Allah mengampuni dosaku karena beberapa bait syair yang kututlis saat aku sakit sebelum wafat, syair itu berada di bawah bantalku.’ Maka saya pun mendatangi keluarganya dan menanyakan bantal tidurnya dan akhirnya kutemukan secarik kertas yang bertuliskan: … (lalu beliau menyebutkan bait syair di atas).”

Setelah mengetahui sekelumit tentang Abu Nuwas, marilah kita beranjak utuk membahas siapakah sebenarnya Khalifah Harun Al Rasyid.

Beliau adalah Amirul-Mukminin Harun Al Rasyid bin Mahdi al-Qurasyi al-Hasyimi. Beliau adalah salah satu Khalifah Bani Abbasiyyah, bahkan pada masa beliaulah Bani Abbasiyyah mencapai zaman keemasannya.

Beliau dikenal sebagai raja yang dekat dengan ulama, menghormati ilmu, dan banyak beribadah serta berjihad. Disebutkan dalam berbagai buku sejarah yang terpercaya bahwa beliau selalu berhaji pada suatu tahun dan tahun berikutnya berjihad, begitulah seterusnya.

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Perjalanan hidup beliau sangat bagus. (Beliau) seorang raja yang paling banyak berjihad dan menunaikan ibadah haji. Setiap hari beliau bershodaqoh dengan hartanya sendiri sebanyak seribu dirham. Kalau pergi haji beliau juga menghajikan seratus ulama dan anak-anak mereka, dan apabila beliau tidak pergi haji, maka beliau menghajikan tiga ratus orang. Beliau suka sekali bershodaqoh. Beliau mencintai para ulama dan pujangga. Cincin beliau bertuliskan kalimat La ilaha ilallah, beliau mengerjakan shalat setiap harinya seratus rakaat sampai meninggal dunia. Hal ini tidak pernah beliau tinggalkan kecuali kalau sedang sekit.” (Al-Bidayah wa Al-Nihayah, 14:28)

Imam Adz-Dzahabi berkata, “Ammar bin Laits al-Wasithi berkata, ‘Saya mendengar Fudhail bin Iyadh berkata, ‘Tidak ada kematian seorang pun yang lebih memukul diriku melebihi kematian Amirul-Mukminin Harun Al Rasyid. Sungguh saya ingin seandainya Allah menambah umurnya dengan sisa umurku.’ Ammar berkata, ‘Perkataan beliau ini terasa berat bagi kami, namun tatkala Harun telah meninggal dunia, muncullah fitnah, khalifah setelahnya yaitu Al-Makmun memaksa orang-orang untuk meyakini bahwa Alquran makhluk. Saat itu kami mengatakan, ‘Syaikh (Fudhail) lebih mengetahui tentang apa yang beliau katakan’.”

Beliau sangat keras terhadap orang yang menyimpang dari sunah dan berusaha menentangnya. Pada suatu ketika Abu Mu’awiyah menceritakan kepada beliau sebuah hadis dari Abu Hurairah bahwa Nabi Adam dan Musa berdebat, maka paman Khalifah Harun Al Rasyid berkata, “Wahai Abu Mu’awiyyah, kapan keduanya bertemu?” Maka Khalifah sangat marah seraya berkata, “Apakah engkau menentang hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Ambilkan sebilah pedang dan tempat pemotongan kepala.” Maka segeralah yang beliau minta itu didatangkan. Orang-orang yang hadir saat itu pun memintakan maaf untuk paman beliau tersebut. Berkatalah Harun Al Rasyid, “Ini adalah perbuatan zindiq.” Akhirnya beliau memerintahkan untuk memenjarakannya. Sebagian orang juga pernah bercerita, “Saya masuk menemui Harun Al Rasyid dan saat itu ada seseorang yang barusan dipenggal kepalanya dan algojo sedang membersihkan pedangnya. Maka Haru Al Rasyid berkata, ‘Saya membunuhnya karena dia berkata bahwa Alquran itu makhluk’.”

Beliau sangat mencintai nasihat yang mengingatkan diri pada hari akhirat. Al-Ashma’i berkata, “Pada satu hari Harun Al Rasyid memanggilku. Saat itu dia menghiasi istana, membuat hidangan yang banyak dan lezat, lalu dia memanggil Abu Al-Atahiyyah, lalu Harun berkata kepadanya, “Sifatilah kenikmatan dan kesenangan hidup kami.” Maka Abu Al Athiyah menyenandungkan sebuah syair:

Hiduplah semaumu

Di bawah naungan istana nan megahmu

Engkau berusaha mendapatkan apa yang engkau senangi

Baik pada waktu sore maupun pagi

Namun, apabila jiwa tersengal-sengal

Karena sempitnya pernapasan dalam dada

Saat itu berulah engkau tau

Bahwa selama ini engkau sedang tertipu

Harun Al Rasyid pun langsung menangis sejadi-jadinya, sehingga Fadhi bin Yahya berkata, “Amirul-Mukminin memanggilmu agar engkau bisa membuatnya senang, tetapi engkau malah membuatnya susah.” Maka Harun Al Rasyid berkata, “Biarkan dia, dia melihat kita sedang kebutaan dan dia tidak ingin kita semakin buta.”

Suatu saat lainnya, Harun Al Rasyid memanggil Abu Al Atahiyyah lalu berkata, “Nasihatilah saya dengan sebuah bait syair.” Maka Abu Al Athiyah berkata,

Jangan engkau merasa aman dari kematian sekejap mata pun

Meski engkau mempunyai para penjaga dan para pasukan

Ketahuilah bahwa panah kematian pasti tepat sasaran

Meski bagi yang membentengi diri darinya

Engkau ingin selamat namun tidak mau mengikuti jalannya

Bukankan sebuah bahtera tidak akan mungkin berlayar di jalan raya

Begitu mendengarnya, Harun Al Rasyid pun langsung jatuh pingsan.

Inilah sekilas tentang kehidupan Khalifah Harun Al Rasyid meskipun kita mengakui bahwa sebagai manusia biasa beliau pun banyak memiliki cacat dan kemaksiatan. Namun keutamaan dan kebaikan beliau jauh melebihi cacat yang beliau kerjakan. Sampai-sampai Syaikh Abu Syauqi Khalil menulis buku berjudul Harun Al Rasyid Amirul-Khulafa wa Ajallu Mulukid-Dunya (Harun Al Rasyid Pemimpin Para Khalifah dan Raja Dunia Teragung) yang mana buku ini banyak dipuji oleh Syaikh Masyhur Salman dalam beberapa tempat di dalam buku Kutubun Hadzdzara minha Ulama.

(Lihat tentang kehidupan Harun Al Rasyid dengan agak terperinci pada Al-Bidayah wa Al-Nihayah, 14:27-48, Siyar A’lamin Nubala, 8:163-188)

Wallahu a’lam.

Sumber: Majalah Al-Furqon Edisi 5 Tahun Ke-8 1429H/2008 M

 semoga bermanfaat


Adakah Militer islam.?? Inilah Penjelasan Dan Kisahnya...

Adakah Militer islam.?? Inilah Penjelasan Dan Kisahnya...


Kata al-jaisyu (pasukan) digunakan untuk menyebut tentara. Atau sekumpulan orang dalam peperangan. Ada yang mengatakan al-jaisyu adalah pasukan yang menempuh perjalanan untuk berperang atau selainnya (Ibnu Madzur dalam Lisanul Arab, Madatu Jaisy, 6/277). Dalam perkembangan negara Islam, kemiliteran atau tentara Islam dimulai dengan tatanan yang sangat sederhana. Kemudian terus berkembang dengan pesat hingga menjadi tentara modern. Dan memiliki manajemen yang khusus.

Tentara Sebelum Islam

Orang-orang Arab sebelum Islam tidak memiliki menjamen khusus ketentaraan. Dalam tradisi mereka pasukan/tentara adalah setiap orang yang mampu menggunakan pedang dan keluar untuk berperang jika ada seruan perang. Perang membela keluarga atau kabilah. Senjata mereka adalah pedang, tombak, dan panah. Pasukan dipimpin oleh orang yang paling ditokohkan dan dikenal pemberani. Biasanya mereka adalah kepala kabilah (Abu Zaid Syalbi dalam Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah wa al-Fikr al-Islami, Hal: 150).

Tentara Dalam Pemerintahan Islam

Ketika Islam datang dan jihad telah disyariatkan, maka setiap muslim adalah tentara. Cinta agama dan syahid di jalan Allah menjadi dorongan terbesar bagi umat Islam untuk bersegera menyambut seruan jihad (Abu Zaid Syalbi dalam Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah wa al-Fikr al-Islami, Hal: 150).

Rasulullah ﷺ menjadi pucuk pimpinan tertinggi pasukan Islam. Setelah beliau ﷺ wafat, kemiliteran Islam mengalami perubahan dan perkembangan. Medan tempur yang semakin banyak. Dan pasukan-pasukan yang berada di tempat berbeda-beda adalah penyebabnya. Tentu tugas para khalifah menjadi semakin berat. Para khalifah menyerahkan kepemimpinan militer pada mereka yang dikenal berani, tangguh, tegas, dan ahli strategi. Mereka wajib ditaati.

Biasanya panglima perang menemui pasukannya sebelum perang berkobar. Mengecek pasukan, kemudian berpidato. Menenangkan hati mereka dan memotivasi akan kemenangan. Demikian juga yang dilakukan Nabi ﷺ. Ketika perang usai, panglima mengecek pasukannya. Kemudian kembali melatih mereka. Dan memperbaiki bekal peperangan yang mereka punya (Abu Zaid Syalbi dalam Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah wa al-Fikr al-Islami, Hal: 153).

Umar bin al-Khattab termasuk pemimpin yang sangat perhatian dengan keadaan prajurit. Di zamannya mulai disusun kode etik militer untuk mengatur urusan prajurit. Mendata nama-nama para tentara. Membagi tugas-tugas mereka. Dan mengeluarkan gaji untuk mereka. Ketika negara Islam kian luas, ghanimah melimpah, dunia menerima Islam, dan Islam kokoh di berbagai daerah, Umar mulai khawatir pasukannya akan lengah. Dan tidak lagi peka dengan ancaman perang. Umar khawatir militer malah mengadakan pemberontakan. Kemudian ia berusaha mengarahkan mereka untuk berjihad. Dan juga meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarga.

Di zaman Umar pula dibangun markas-markas militer dengan bangunan permanen. Yang berfungsi menjadi barak tempat beristirahat saat pasukan dalam perjalanan. Dan juga dibangun benteng-benteng di Basrah, Kufah, Fustat (Kairo), untuk mengantisipasi serangan musuh.

Kemudian Bani Umayyah menyempurnakan pembangunan militer yang digagas Umar bin al-Khattab. Mereka menyempurnakan tata aturan dan kode etik militer. Dan memperbesar anggaran militer. Ketika wilayah Islam semakin kokoh dan aktivitas militer menurun, maka Khalifah Abdul Malik bin Marwan menetapkan kebijakan wajib militer (Abu Zaid Syalbi dalam Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah wa al-Fikr al-Islami, Hal: 150-151).

Peranan Umat Islam Dalam Perkembangan Militer

Umat Islam menjadi salah satu panutan dalam dunia militer. Kaum muslimin adalah inventor (penemu) banyak teknik dan strategi berperang. Orang-orang Arab di masa jahiliyah belum mengenal menajemen peperangan. Yang mereka tahu hanyalah serang atau mundur (hit and run). Umat Islam terbimbing dengan firman Allah ﷻ,

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS:Ash-Shaff | Ayat: 4).

Mulailah kaum muslimin menata barisan pasukan. Terlebih lagi setelah wilayah Islam semakin luas. Hingga pamor kemiliteran umat Islam setara dengan militer yang bersejarah, Romawi dan Persia, yang tertata dan terencana. Umat Islam mengenal pasukan garis depan (front line), sayap kanan, sayap kiri, dan pasukan inti yang berada di tengah. Kemudian ditempatkan juga batalyon di bagian belakang (Kamal Adnani Ismail dalam Dirasat fi Tarikh an-Nazhm al-Islamiyah, Hal: 167).

Contohnya terlihat jelas dalam Perang Yarmuk, Qadisiyah, dan Ajnadain. Bagaimana mobilisasi pasukan, kepemimpinan yang baik, dan strategi yang tepat berhasil dipadukan (Abu Zaid Syalbi dalam Tarikh al-Hadharah al-Islamiyah wa al-Fikr al-Islami, Hal: 159).

Negara Islam membekali tentara dengan senjata yang cukup. Pasukan terdiri dari kavaleri (penunggang kuda) dan infantri (jalan kaki). Mereka dibekali dengan berbagai senjata. Senjata ringan untuk individu. Seperti: pedang, tombang, busur panah, dll. Ada juga senjata berat untuk setiap regu. Seperti: Manjaniq (senjata yang digunakan untuk melempar batu penjebol dinding benteng) dan ad-dabbabah yang membantu pasukan terdepan untuk menerobos ke benteng musuh. Kemudian ada senjata pelindung tubuh dari serangan musuh. Seperti: helm, perisai, dan baju besi. Saat itu, juga sudah ada senjata peledak sederhana, dan senjata ini terus dikembangkan.


Adakah Militer islam.?? Inilah Penjelasan Dan Kisahnya...
Salah Satu Helm yang Di gunakan umat islam di saat berperang 



Kuda menjadi bagian penting dalam perang. Karena itu, kaum muslimin menaruh perhatian besar dalam pelatihan kuda. Dan juga membuat pelindung untuk kuda perang mereka. Kuda-kuda perang dipakaikan pakaian khusus yang menutup badan mereka. Yang melindungi mereka dari serang musuh (Kamal Anani Ismail dalam Dirasat fi Tarikh an-Nazhm al-Islamiyah, Hal: 172-177).

Sejak zaman Nabi ﷺ, kaum muslimin telah mengenal alat yang mereka sebut dengan ad-dababat. Yakni sebuah alat yang digunakan untuk menerobos dinding benteng dan menghancurkannya. Sekarang kata ad-dabbabah menjadi padanan untuk kata tank. Dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, Imam Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa ada salah seorang sahabat masuk ke dalam ad-dabbabah. Kemudian ia menerobos untuk menghancurkan benteng pertahanan orang-orang Thaif (Ibnu Katsri dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, 4/399).

Pemerintah Daulah Bani Umayyah memiliki perhatian besar dalam produksi senjata manjanik. Sampai-sampai Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi mampu membuat manjanik yang begitu besar (al-‘arus). Butuh 150 orang untuk menggunakannya. Beberapa manjanik ini diberikan Hajjaj kepada sepupuya Panglima Muhammad bin al-Qasim ats-Tsaqafi. Kemudian ia berhasil menguasai Kota ad-Daibul (Karachi) pada tahun 89 H dan kota-kota lainnya di India (Syawqi Abu Khalil dalam al-Hadharah al-Arabiyah al-Islamiyah, Hal: 362).


Adakah Militer islam.?? Inilah Penjelasan Dan Kisahnya...
Manjaniq



Umat Islam mempunyai pasukan khusus yang disebut an-Naffathah. Yaitu pasukan yang memiliki kemampuan menembak dengan panah api sambil menunggang kuda. Pasukan ini mulai tersebar di masa Daulah Abbasiyah. Dan mereka menjadi pasukan andalan di Perang Salib. Ibnu Katsir mengisahkan kejadian di tahun 586 H bahwa Khalifah an-Nashir Lidinillah al-Abbasi (662 H) mengirim sejumlah besar minyak dan sejenis korek api kepada Shalahuddin al-Ayyubi (Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, 12/409). Kiriman Khalifa an-Nashir ini diyakini sebagai bahan baku senjata api.

Yang istimewa, pasukan Islam adalah yang pertama menggunakan bubuk mesiu. Umat Islam telah mengenal teknologi ini sebelum orang-orang Barat mengenalnya. Penemuan ini tidak seperti diklaim oleh para orientalis bahwa dunia barat sebagai pelopor teknologi ini. Bubuk mesiu pertama kali digunakan di Mesir. Karena nitrit banyak terdapat di sana. al-Maqrizi mengisahkan kejadian pada tahun 727 H bahwa bubuk mesiu digunakan dengan nifthun (sejenis korek api) di pesta pernikah putri dari Sultan Mesir, an-Nashir Muhammad bin Qalawun (al-Maqrizi dalam as-Suluk li Ma’rifati Duwal al-Muluk, 3/101).

Yang jelas penemuan di bidang militer ini telah diketahui umat Islam sebelum tahun 700 H. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Khaldun bahwa Bani Marin di Maroko telah menggunakan ledakan mesiu dalam perang-perang mereka. Khususnya ketika merebut Kota Sijilmasa. Disebutkan bahwa sultan mereka, Ya’qub bin Abdul Haq, telah membuat meriam (Ibnu Khaldun dalam al-‘Ibar wa Diwan al-Mubtada wal al-Khabar, 7/188). Peristiwa ini terjadi pada tahun 672 H.

Demikian juga orang-orang Mamalik. Mereka telah menggunakan meriam dalam peperangan. Bahkan mereka memodifikasi meriam dengan berbagai tipe. Ada meriam besar, ada pula meriam kecil. Berat peluru meriam yang digunakan saat itu mulai dari 10 pon hingga lebih dari 100 pon. al-Qalqasyandi mengatakan, “Aku pernah melihat di Iskandariyah, di wilayah bagian Achrafieh, Sya’ban bin Husein yang menggantikan posisi Sultan Shalahuddin bin Aram rahimahullah, memiliki sebuah pistol yang terbuat dari tembaga dan timah. Yang memiliki peluru besi. Dan memiliki jarak tembak yang jauh (al-Qalqasyandi dalam Shubhu al-A’sya, 2/153).

Dari penjelasan al-Qalqasyandi, kita mengetahui ada dua bentuk meriam. Ada yang memiliki pelontar yang kuat dan peluru yang melesat cepat. Dan ada pula sejenis pistol. Kedua jenis senjata ini memiliki lesatan peluru yang cepat dan jarak tempuh yang jauh. al-Qalqasyandi menyaksikan hal ini pada tahun 775 H. Hal ini menujukkan inovasi dan kemajuan luar biasa yang dicapai umat Islam dalam produksi senjata.

Tidak seorang pun yang bisa menyanggah fakta sejarah ini. dulu, umat Islam memiliki militer yang kuat dari sisi jumlah dan teknologi alat perang. Inilah rekam jejak umat Islam dalam kemiliteran. Perbekalan yang cukup. Jumlah pasukan yang banyak. Dan senjata-senjata mutakhir menjadi salah satu kekuatan militer kaum muslimin di masa lalu.

Sumber:
– http://islamstory.com/ar/الجيش-وتطوره-في-النظام-الإسلامي



Diterjemahkan secara bebas dari tulisan Raghib as-Sirjani yang berjudul al-Juyusy wa Tathawwurihi fi an-Nizhami al-Islami.
 Semoga Bermanfaat